Lampung,BBJNetwork-Muhamat Amin, seorang veteran perang kemerdekaan yang pernah memikul tandu Jenderal Soedirman selama masa perang gerilya, kini hidup dalam kondisi memprihatinkan di sebuah rumah sederhana di Kabupaten Lampung Timur. Veteran berusia 114 tahun itu kini tinggal di rumah berdinding kayu yang tak layak huni.
Muhamat Amin, tinggal bersama istri tercintanya, Suparti, di Desa Brawijaya, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Meski berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia saat melawan kolonial Belanda, hidupnya kini penuh keterbatasan.
Rumah berukuran 10 x 10 meter yang mereka tempati hanya berdinding kayu yang rapuh. Pria yang oleh warga sekitar disapa Mbah Jumarin ini berharap ada dermawan yang berkenan memberikan bantuan untuk merenovasi rumahnya.
“Kalau dibantu renovasi rumah, ya bagus. Itu yang saya minta dan cari,” ujar Muhamat Amin dikutip Beritasatu.com di rumahnya, Kamis (14/8/2024).
Muhamat Amin tidak berharap banyak dari negara yang telah ia perjuangkan. Impian sederhananya hanyalah bisa tinggal di rumah yang layak sebelum akhir hayatnya. Sayangnya, tunjangan veteran yang ia terima setiap bulan tidak cukup untuk merenovasi rumahnya yang sudah rapuh.
Di usianya yang lebih dari satu abad, Muhamat Amin masih bangga mengenakan seragam militer lengkap dengan medali penghargaan yang menempel di dadanya. Pengakuannya sebagai veteran perang kemerdekaan juga didukung oleh surat keputusan dari Departemen Pertahanan, yang kini menjadi Kementerian Pertahanan.
Lahir pada 1910, Muhamat Amin memulai perjuangannya membela Tanah Air sejak usia 18 tahun. Ia bergabung dengan laskar rakyat di Magelang, Jawa Tengah dan bertempur melawan Belanda di sejumlah wilayah bersama Jenderal Soedirman.
“Mikul Pak Dirman. Di Jember, di Ambulu, terakhir di Banyuwangi,” kenang Muhamat Amin.
Pemerintah Desa Brawijaya telah dua kali mengajukan renovasi rumah Muhamat Amin melalui program bedah rumah ke Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Namun, hingga kini belum ada realisasi dari program tersebut.